MAHLUK-MAHLUK MITOLOGI DI ASIA PART 3

 Kita mengetahui bahwa dunia ini penuh dengan cerita keberadaan mahluk-mahluk atau hewan-hewan aneh yang sebagian besar bersumber dari cerita rakyat (folklore) atau mitologi dan sebagian besar keberadaannya tidak ditemukan ada bukti nyata bahwa mahluk tersebut ada atau memangkah mungkin pernah ada di zaman dahulu, namun sebagian besar mahluk-mahluk itu hanyalah mahluk dongeng sebagai cerita penghantar tidur, yang banyak dijumpai diseluruh belahan dunia. Berikut dibawah ini adalah Mahluk- mahluk Mitologi dari Asia part 3 :

ARABHAR

   Konon, Arabhar ialah sejenis ular terbang yang berasal dari Arab. Ular tersebut dikatakan terbang dengan sejenis sirip. Karena identitasnya belum bisa dibuktikan secara ilmia, banyak pihak yang beranggapan bahwa keberadaan hewan ini hanyalah mitos.

  Beberapa orang mengatakan bahwa mereka pernah melihat ratusan Arabhar terbang di atas langit Saudi Arabia. Tanpa alas an yang jelas, hewan-hewan itu selalu terbang secara berkelompok.

  Sementara itu, anggapan bahwa Arabhar hanya ada dalam mitos semakin kuat karena hewan sejenis atau mungkin sama juga ditemukan di mitologi yunani.

BAHAMUT

  Bahamut adalah seekor ikan raksasa yang terkenal dalam mitologi Arab. Saking besarnya, tidak seorang pun yang bisa tahan terhadap tatapan ikan ini. Bahkan, seandainya seluruh lautan di dunia dimasukkan ke dalam salah satu lubang hidungnya, maka hanya akan terlihat seperti sebutir benih sawi ditengah padang pasir.

  Dalam beberapa kisah, bahamut digambarkan memiliki kepala seekor kuda nil atau gajah. Konon, bahamut tergolong salah satu lapisan yang menopang bumi.

  Kisah lainya mengatakan bahwa di atas bahamut, ada seekor sapi jantan bernama kujata. Sedangkan, di atas kujata, terdapat sebuah gunung batu delima, yang di atasnya ada seorang malaikat yang menopang tujuh bumi.

  Selain itu, ada pula kisah lain yang menggambarkan bahamut sedang menopang sebuah padang pasir, yang diatasnya berdiri seekor sapi jantan. Diatas punggung sapi tersebut, ada sebongkah batu yang menahan air agar tidak tumpah ke bumi.

KIRIN

  Kirin adalah salah satu hewan mitologis yang banyak ditemukan dalam legenda yang berkembang di Asia timur, seperti jepang,korea dan Vietnam. Secara mum, tubuh kirin memiliki bentuk seperti seekor kuda dengan tandukk seperti unicorn. Kulit tubuhnya bersisik menyerupai kura-kura. Selain itu, seluruh tubuh hewan ini juga diyakini tertutup oleh api.

  Bagi masyarakat jepang dan tiongkok, kirin dipercaya sebagai hewan suci yang akan melindungi negeri mereka dari bencana. Oleh karena itu, kemunculan kirin selalu ditafsirkan sebagai pertanda baik. Selain itu, kirin juga diyakini memiliki kekuatan petir dan melindungi sisi barat

YATAGARASU

  Yatagarasu tergolong salah satu hewan mitologis yang berasal dari jepang. Meskipun demikian, hewan ini juga dikenal dalam mitologi lainya, seperti afrika utara. Yatagarasu diyakini keberadaanya oleh hamper semua daerah yang mempercayai adanya dewa matahari. Yatagarasu digambarkan sebagai seekor burung gagak yang memiliki tiga buah kaki dan kalung magatama di lehernya.

    Di jepang, yatagarasu dianggap sebagai symbol petunjuk dari dewa. Yatagarasu diyakini diutus dari surge kepada kaisar jimmu dalam perjalanannya dari daerah kumano yang kemudian berubah menjadi yamato. Selain itu, hewan ini juga ditemukan dalam mitologi mesir. Gambarnya bisa ditemukan dalam lukisan dinding yang ada di sana.

SANDWALKER

 Sandwalker adalahseekor hewan buas yang berasal dari mitologi arab. Sandwalker digambarkan memiliki tubuh sebesar kuda dengan paruh yang tajam serta ekor beracun seperi kalajengking. Selain itu, sandwalker juga mempunyai sejenis capit , sebagaimana yang dimiliki kalajengking. Konon, hewan ini suka memakan kuda dan unta.

  Sandwalker hanya keluar pada malam hari dan bersembunyi dalam pasir pada siang har. Warna kulitnya yang hitam membuatnya sulit dideteksi. Ketika merasa terancam, sandwalkeer bisa masuk ke dalam pasir dengan cepat.

MAHLUK MITOLOGI DI ASIA PART 1

MAHLUK MITOLOGI DI ASIA PART 2

MAHLUK MITOLOGI DI ASIA PART 3